Teka-Teki Asal-usul Asteroid yang Menghapus Dinosaurus 66 Juta Tahun Lalu Terpecahkan. Kamu pasti sudah sering mendengar tentang asteroid yang menyebabkan kepunahan dinosaurus 66 juta tahun lalu. Baru-baru ini, sekelompok ilmuwan telah mengungkap misteri asal-usul asteroid tersebut, dan penemuan ini bisa jadi akan mengubah pemahaman kita tentang peristiwa besar itu. Yuk, simak detailnya!
Dalam sebuah studi terbaru yang diterbitkan di jurnal Science pada Kamis (15/8), para ahli berhasil melacak jejak asteroid pemusnah dinosaurus yang ternyata berasal dari luar orbit Planet Jupiter. Dengan teknik canggih, mereka membuktikan bahwa penyebab ‘kiamat’ ini bukanlah sebuah komet, melainkan asteroid.

“Saat ini, dengan semua data yang kami miliki, kami bisa menyatakan bahwa asteroid ini awalnya terbentuk di luar Jupiter,” ungkap Mario Fischer-Godde, penulis utama studi dan ahli geokimia dari University of Cologne, seperti dilansir AFP pada Senin (19/8).
Menurut Mario, temuan ini penting karena asteroid tipe ini sangat jarang menabrak Bumi. Informasi ini tidak hanya berguna untuk menilai ancaman di masa depan tetapi juga untuk memahami bagaimana air bisa sampai di planet kita.
Temuan ini didapat melalui analisis sampel sedimen yang terbentuk antara era Kapur dan Paleogen, saat terjadinya tumbukan dahsyat di Chicxulub. Dengan memeriksa isotop unsur rutenium—yang sangat langka di Bumi tapi ada pada asteroid—para peneliti memastikan bahwa unsur tersebut “100 persen berasal dari asteroid ini.”
“Laboratorium kami di Cologne adalah salah satu yang langka yang bisa melakukan pengukuran ini,” jelas Mario.
Ini adalah kali pertama teknik studi seperti ini diterapkan pada puing-puing tumbukan. Isotop rutenium membantu membedakan antara dua kelompok utama asteroid: tipe-C, yang terbentuk di tata surya bagian luar, dan tipe-S, yang berada lebih dekat dengan Matahari.
Penelitian ini mengkonfirmasi bahwa asteroid yang memicu gempa bumi besar dan menyebabkan musim dingin global serta kepunahan massal adalah asteroid tipe-C dari luar Jupiter. Sebelumnya, studi-studi dari dua dekade lalu hanya memiliki kepastian yang jauh lebih rendah.
Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, karena sebagian besar meteorit yang jatuh ke Bumi adalah tipe-S. Mario menjelaskan bahwa meskipun tidak bisa dipastikan di mana asteroid tersebut bersembunyi sebelum menabrak Bumi, kemungkinan besar asteroid itu singgah di sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter.
Bukan Komet
Penelitian ini juga menepis teori yang mengklaim bahwa objek yang menghantam Bumi dan memusnahkan dinosaurus adalah sebuah komet. Analisis sampel menunjukkan komposisi yang sangat berbeda dari meteorit yang diyakini sebagai komet. Oleh karena itu, “tidak mungkin” bahwa penabrak tersebut adalah sebuah komet, kata Mario.
Temuan ini juga membuka peluang untuk pemahaman lebih dalam tentang asal-usul air di Bumi. Mario menyarankan bahwa dengan mendefinisikan sifat asteroid secara lebih akurat, kita bisa memecahkan teka-teki bagaimana air sampai di planet kita, dan mempersiapkan diri untuk ancaman asteroid di masa depan.
“Jika kita menemukan bahwa peristiwa kepunahan massal sebelumnya juga terkait dengan dampak asteroid tipe-C, kita harus sangat berhati-hati jika ada asteroid tipe-C yang melintasi orbit Bumi, karena itu mungkin yang terakhir yang kita saksikan,” pungkas Mario.
Dengan penemuan ini, kita semakin dekat untuk memahami peristiwa besar yang membentuk sejarah Bumi dan kehidupan di dalamnya.