Perkembangan era digital tak menutup kemungkinan bahwa pengguna WhatsApp akan menjadi sasaran empuk bagi para pelaku kejahatan di media sosial. oleh karenanya, setiap pengguna perlu untuk tetap waspada terhadap beberapa modus penipuan baru yang tergolong canggih dan cukup meresahkan masyarakat. Berbagai trik yang digunakan oleh para penipu terkadang sulit terdeteksi oleh sistem WhatsApp.
1 .Undangan Pernikahan Palsu
Biasanya para penipu menggunakan Android Package Kit (APK) dengan tujuan Menyusun sebuah undangan yang berisikan sebuah pernikahan palsu dengan sasaran pengguna Android. Undangan tersebut tersebar melalui pesan WhatsApp yang berisi informasi tidak benar adanya tentang sebuah pernikahan.
Ketika pengguna membuka undangan tersebut, maka mereka akan perintah untuk mengkonfirmasi kehadiran. Atau dapat juga berupa tautan yang berisi ancaman bagi pengguna sehingga para penipu memanfaatkannya untuk mengakses data pribadi pengguna yang sifatnya privasi. Kemudian mereka menggunakannya untuk kepentingan dan keuntungan pribadi sehingga menimbulkan kerugian bagi pengguna yang bersangkutan.
2. Perubahan tarif Transfer Bank
Biasanya para penipu melakukan tindakan ini dengan mengatasnamakan PT Bank Negara Indonesia (BNI). Isi pesan WhatsApp yang pengirim tersebut berikan berisi seakan surat resmi dengan informasi palsu tentang pembaharuan layanan bank.
Di dalamnya mengatakan bahwa terdapat kenaikan tarif transaksi yang awalanya sebsesar Rp6.500 untuk setiap transaksinya yang berubah menjadi Rp150.000 untuk satu bulannya. Kemudian pengguna akan mendapatkan sebuah instruksi untuk menyetujui permintaan tersebut. Apabila tidak ada konfirmasi lebih lanjut dari pengguna, maka saldo rekening akan terpotong secara otomatis dari rekening tabungan pengguna yang bersangkutan.
3. Tawaran Pekerjaan yang Menggiurkan
Indikasi penipuan ini biasanya memberikan tawaran pekerjaan sebagai freelance dengan gaji yang cukup menggiurkan pengguna. Penipu menjalankan aksinya dengan menginstruksikan kepada pengguna agar melakukan subscribe dan like pada sebuah akun atau channel media sosial tertentu. Lagi-lagi tawaran yang mereka berikan adalah penghasilan yang fantastis. Jika pengguna tertarik dengan penawaran tersebut maka penipu akan meminta sejumlah uang untuk melakukan pembayaran sebagai bagian dari rencana jahat tersebut.
Kemudian pihak penipu menggunakan skema ponzi. Skema ini bermaksud memberikan pengguna sejumlah uang sebagaimana janji di awal. Namun apabila pengguna jatuh ke dalam perangkap penipu lebih dalam lagi, si penipu akan meminta pembayaran lagi dengan kedok investasi. Semakin banyak jumlah pembayaran di awal maka uang yang akan kembali atau yang akan diterima oleh pengguna juga semakin besar terntunya,
4. Foto Buram
Modus awal penipu adalah mengirimkan pesan melalui WhatsApp yang berisikan sebuah foto buram kepada pengguna. Foto tersebut berisikan sebuah pesan tentang perubahan suatu tarif transaksi dari sebuah bank. Apabila pengguna merasa setuju akan permintaan tersebut dan mengklik tautan yang tersedia, mereka akan diarahkan menuju sebuah laman baru. Laman tersebut berisikan kolom-kolom untuk mengisi informasi seperti nomok kartu ATM, nomor rekening, PIN ATM, dan sebuah kode OTP. Selanjutnya data date tersebut akan mereka gunakan untuk penipuan lebih lanjut.
5. Modus Salah Kirim Pesan
Modus kali ini cukup meresahkan. Penipu dengan sengaja mengirim pesan kepada pengguna dan mengaku bahwa pesan tersebut salah kirim. Pesan tersebut berisikan kode OTP untuk mengambil alih akun WhatsApp pengguna. Apabila pengguna memberikan 6 digit kode OTP tersebut maka secara otomatis akun WhatsApp pengguna akan keluar dan akun tersebut beralih ke penipu. Sungguh hal ini sangatlah merugikan bagi pengguna karena dapat merusak identitas pengguna yang bersangkutan.