Elon Musk kembali menjadi sorotan terkait sikapnya terhadap TikTok dan OpenAI. Ia secara tegas menyatakan tidak tertarik membeli TikTok, meskipun platform tersebut menghadapi tekanan politik di Amerika Serikat. Sementara itu, Musk juga terlibat dalam upaya mengambil alih OpenAI dengan tujuan mengembalikan organisasi tersebut ke visi awalnya.
Berikut ringkasan lengkap mengenai Elon Musk vs TikTok dan OpenAI Apa yang Terjadi? Yang bisa kalian simak di bawah ini.

Elon Musk dan TikTok
Tidak Berminat Akuisisi TikTok
Elon Musk telah menyatakan bahwa ia tidak memiliki minat untuk membeli TikTok. Bahkan jika ia memiliki kesempatan, Musk tidak akan mengajukan penawaran untuk mengakuisisi platform media sosial tersebut.
Alasan utama Musk adalah lebih suka membangun perusahaan dari nol, dibandingkan membeli perusahaan yang sudah ada. Akuisisi Twitter (kini X) disebutnya sebagai kasus yang tidak biasa dan bukan pendekatan bisnis yang ia sukai.
Situasi TikTok di Amerika Serikat
TikTok saat ini menghadapi tekanan politik di AS. ByteDance, perusahaan induk TikTok, mendapat batas waktu hingga 19 Januari 2025 untuk menjual operasinya di AS karena kekhawatiran terkait keamanan data pengguna.
Pemerintah AS menilai bahwa China bisa memaksa ByteDance untuk membagikan data pengguna Amerika, meskipun tuduhan ini telah dibantah oleh TikTok.
Di sisi lain, Donald Trump disebut membantu menunda penjualan TikTok. Trump juga mengakui bahwa platform tersebut membantunya mendapatkan dukungan pemilih muda dalam pemilihan presiden 2024.
Lebih lanjut, Trump baru-baru ini menandatangani perintah eksekutif untuk membentuk dana kekayaan kedaulatan yang dapat digunakan untuk membeli TikTok.
Konflik Elon Musk dengan OpenAI
Tawaran Akuisisi OpenAI
Elon Musk bersama sebuah konsorsium dilaporkan telah mengajukan tawaran sebesar US$97,4 miliar untuk mengambil alih OpenAI. Langkah ini dilakukan untuk mencegah OpenAI berubah menjadi perusahaan yang berorientasi pada keuntungan, yang bertentangan dengan misi awalnya.
Namun, CEO OpenAI, Sam Altman, menanggapi tawaran ini dengan candaan, menawarkan untuk membeli Twitter dengan jumlah yang sama.
Latar Belakang Konflik dengan OpenAI
Musk adalah salah satu pendiri OpenAI, tetapi kemudian berselisih dengan Sam Altman dan timnya setelah perusahaan bertransisi menjadi model bisnis nirlaba.
Ketidaksepakatan tersebut membuat Musk memilih mendirikan perusahaan AI sendiri, yaitu xAI, dan bahkan mengajukan gugatan terhadap OpenAI. Ia menuduh bahwa OpenAI telah menyimpang dari misi awalnya, yang seharusnya berfokus pada keamanan dan teknologi sumber terbuka.
Proyek Stargate dan Reaksi Musk
Konflik ini semakin memanas setelah Trump mengumumkan proyek senilai US$500 miliar yang dipimpin oleh OpenAI, yaitu Stargate.
Sebagai respons, Musk semakin vokal dalam mengkritik OpenAI. Ia menekan perusahaan tersebut agar kembali ke misinya yang asli dan menolak upaya komersialisasi kecerdasan buatan.
Dalam upaya memperkuat pengaruhnya, Musk bahkan diangkat sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) oleh pemerintahan Trump.
Elon Musk saat ini tidak tertarik membeli TikTok, meskipun platform tersebut berada dalam ketidakpastian politik di AS. Di sisi lain, Musk justru lebih fokus pada mengambil alih OpenAI, karena ia menilai perusahaan tersebut telah menyimpang dari visi awalnya.
Konfliknya dengan Sam Altman dan OpenAI semakin memanas, terutama setelah proyek Stargate diumumkan oleh Trump. Dengan pengaruhnya sebagai penasihat pemerintahan, Musk berusaha mengembalikan OpenAI ke jalur non-profit yang lebih transparan dan aman.
Kedua isu ini menunjukkan bagaimana Musk memilih fokus pada pengembangan teknologi AI daripada akuisisi platform media sosial seperti TikTok.