Lagi ramai banget di media sosial!Dibayar Rp 800 Ribu Buat Scan Retina? WorldID Kena Beku Sama Komdigi! Sebuah platform bernama WorldID viral karena ngasih imbalan sekitar Rp 800.000 buat orang-orang yang mau retinanya dipindai. Serem tapi menarik, ya? Tapi tunggu dulu, belum sempat euforianya meledak, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) langsung turun tangan dan membekukan aktivitas WorldID.
Menurut pengamat keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, info soal bayaran itu beneran nyata. Jadi WorldID ini sebenarnya ngebayar pakai koin kripto mereka sendiri, namanya Worldcoin. Koin itu diklaim punya nilai setara Rp 800 ribu per orang yang bersedia matanya discan.
Tapi jangan senang dulu, soalnya sistem pembayarannya dicicil dan harus aktif login tiap bulan. Kalau kamu absen, ya bisa-bisa bayaran malah lenyap. “Kayaknya ini bagian dari strategi WorldID buat bangun user base aktif,” kata Alfons.

Bakar Uang Ala Startup
WorldID ini sekarang udah ngebuka akses sistem mereka. Jadi misalnya nanti ada acara war tiket kayak nonton bola atau konser, tinggal sambungin aja ke WorldID. Sistemnya bisa bantu biar bot-bot nggak bisa ikutan beli tiket.
Tapi ya begitu, gaya mereka ini mirip kayak startup di fase ‘bakar duit’, kayak Gojek dan Grab zaman awal-awal. Promosi gede-gedean dulu, dapetin banyak pengguna, baru nanti cari untung dari layanan verifikasi yang katanya lebih aman dan transparan.
Komdigi Nggak Tinggal Diam
Sayangnya, sebelum makin liar, Komdigi langsung ngehentikan operasi sementara WorldID dan Worldcoin. Masalahnya? Ternyata praktik rekam retina ini terjadi di Bekasi dan bikin heboh netizen. Banyak yang ngerasa nggak nyaman dan mempertanyakan keamanannya.
“Langkah ini diambil sebagai tindakan preventif biar nggak muncul risiko ke masyarakat,” kata Alexander Sabar, Dirjen Pengawasan Ruang Digital Komdigi. Mereka juga bakal manggil PT Terang Bulan Abadi buat klarifikasi resmi.
Peluang atau Bahaya?
Alfons sendiri nggak sepenuhnya menolak ide WorldID. Menurut dia, ini sebenarnya inovasi keren kalau dimanfaatin dengan tepat. Tapi saran dia, pemerintah harus tegas: minta WorldID buat nyimpen data di server lokal, bukan di luar negeri. Dengan begitu, masyarakat tetap terlindungi dan teknologi juga bisa berkembang.
Nah, sekarang tinggal kamu nih yang harus lebih bijak. Jangan asal tergiur duit instan tanpa mikir panjang soal data pribadi. Duit bisa dicari, tapi data mata? Sekali bocor, susah dibalikin!
Kamu setuju sama keputusan Komdigi?