BERITA TEKNOLOGI

Tantangan di Balik Kecanggihan Robot Humanoid

×

Tantangan di Balik Kecanggihan Robot Humanoid

Sebarkan artikel ini

Saat ini, dunia sudah berada di mana robot berbasis AI sudah sangat bertebaran. Robot ini dirancang sebagai asisten di mana dapat dimanfaatkan sebagai alat pengantar barang beroda, bahkan hingga robot pendamping para lansia yang semakin meningkat. Dalam hal ini, robot yang paling banyak diminati dan menarik para investor adalah robot humanoid.

Para investor rela memberikan dana hingga miliaran dollar pada sektor pengembangan robot humanoid ini . Hal tersebut tentunya karena robot humanoid ini dirancang dalam bentuk manusia yang mampu memengaruhi setip sendi masyarakat. Bahkan dikatakan bahwa mereka berpotensi menggantikan pekerjaan manusia di berbagai bidang, mulai dari pekerjaan rumah hingga buruh pabrik.

Tantangan di Balik Kecanggihan Robot Humanoid yang Masih Dikhawatirkan

Meski robot humanoid ini dapat membantu berbagai bidang pekerjaan manusia agar lebih dipermudah, namun tetap menimbulkan kekhawatiran di masyarakat. Seorangmodel ventura mmberikan peringatan di mana lonjakan investasi pada robot humanoid menunjukkan adanya tanda-tanda gelembung finansial berikutnya.

Robot humanoid memang sudah banyak ditunjukkan dengan video-video di media sosial. Bahkan beberapa video viral di mana robot humanoid terlihat menari, namun masih belum sempurna. Terlepas dari itu semua, kenyataannya memang robot humanoid ini masing mengalami kendala teknis besar yang harus diselesaikan.

Dan dikatakan jika startup yang mengelola bidang ini masih sangat jauh untuk mendapatkan keuntungan dari robot humanoid buatannya. Dan diperingati bahwa investor tetap harus disiplin serta mendukung perusahaan yang memiliki tujuan yang realistis secara ekonomi.

Strawberries

“Investor harus tetap disiplin dan mendukung perusahaan yang memiliki tujuan realistis berdasarkan ekonomi, bukan sekadar tren,” kata Daiva Rakauskaite, manajer di Aneli Capital, perusahaan modal ventura asal Lithuania.

“Sejak hari pertama, startup seharusnya membidik aliran pendapatan awal melalui lisensi dan kemitraan, serta memiliki model monetisasi yang jelas dalam waktu dekat. Filosofi utamakan pendapatan ini bisa diterapkan di bidang apa pun,” sambungnya seperti yang dilansir melalui Futurism.

Kekhawatiran Lain Berbagai Pihak

Pihak lain, seperti China’s National Development and Reform Commission, badan perencana ekonomi pun memberikan peringatan terkait gelembung yang terbentuk di sekitar robotika yang sedang dikembangkan saat ini. Banyak sekali startup yang membuat robot terlalu mirip yang menyebabkan pemborosan dana. Jika tidak seperti itu, dana yang digunakan seharusnya bisa digunakan untuk riset krusial agar pengembangannya lebih matang.

Dan peringatan tersebut diperkuat juga dengan skeptisisme dari Rodney Brooks, pelopor robotika yang menemukan robot penyedot debu Roomba. Dalam tulisannya, ia mengatakan jika investasi besar-besaran yang dilakukan adalah sia-sia. Hal tersebut dikarenakan robot humanoid yang memang belum cukup aman dalam melakukan tugas manusia.

Dalam hal ketangkasan tangan dan cara berjalan merupakan beberapa kelemahan robot humanoid yang belum meningkat, selain pada masalah teknis. “Kita akan melewati masa euforia yang besar, lalu kemudian masuk ke fase kekecewaan yang dalam,” ungkapnya.

Strawberries

Namun karena AI memberikan potensial komersial yang sebelumnya tidak mungkin terjadi, kini membuat robot humanoid seolah tidak terkendali. Dan dilaporkan oleh firma analisis bisnis CB Insights bahwa tantangan di balik kecanggihan robot humanoid menyasar pada inferensi, ktangkasan, keandalan, serta biaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *