Baru-baru ini, tersebar rumor yang mengatakan bahwa perusahaan Tesla milik Elon Musk akan menghadirkan model ponsel Tesla Pi yang digadang-gadang akan bersaing ketat dengan iPhone dan Google Pixel. Mengingat Tesla merupakan perusahaan otomotif dengan kecanggihan namun harga yang masih bershabat, membuat publik juga ramai membicarakannya.
Rumor ini pertama kali beredar melalui media sosial Facebook, di mana sebuah akn yang memposting gambar editan agar terlihat lebih meyakinkan. Di gambar tersebut, terlihat Elon Musk yang sedang memegang sebuah ponsel yang diperkirakan merupakan Tesla Pi. Selain Tesla, Musk juga mengembangkan perusahaan SpaceX yang mengeluarkan Starlink. Dan dikabarkan bahwa Tesla Pi ini nantinya akan terhubung dengan Starlink tersebut.

Adanya rumor HP Tesla Pi terhubung Starlink dianggap ancaman jika berhasil masuk ke Indonesia. Apabila benar Ponsel Tesla Pi ini akan hadir dengan Starlink, maka SIM Card tidak dibutuhkan lagi karena pengguna akan mudah berkomunikasi dengan bantuan satelit.
Mohammad Ridwan Effendi, seorang Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung (ITB) berpendapat bahwa ponsel Tesla Pi yang dirumorkan ini dapat mengganggu ekosistem bisnis industri telekomunikasi lokal dan beberapa aspek lainnya.
“Karena ponsel tersebut terhubung langsung dengan Starlink, dikhawatirkan negara kehilangan kedaulatan siber atas infrastruktur tersebut. Negara tidak berdaulat dalam memastikan Starlink menjalankan kewajibannya terkait lawful intercept sesuai peraturan perundang-undangan,” ucapnya, dikutip dari detiknet (13/10/2025).
Ia juga mengatakan apabila ponsel Tesla Pi ini benar-benar dihadirkan, maka perlu untuk diwaspadai. Meski mungkin tujuannya memang untuk mempermudah akses, namun tetap akan mengancam keamanan nasional, kedaulatan digital, serta keberlangsungan telekomunikasi nasional untuk ke depannya.
Sebelum rumor Tesla Pi ini muncul, Starlink telah berhasil lolos melalui gateway jaringan Indonesia yang membuat pemerintah pun tak bisa memegang kendali.
“Dengan ISL, Starlink bisa melewati gateway internet Indonesia, membuat negara tak punya kendali atas arus data dan keamanan jaringan. Hal ini sangat berbahaya karena membuka ruang bagi aktivitas kriminal, terorisme, hingga intervensi asing tanpa bisa diawasi aparat penegak hukum,” jelas Ridwan.
Dampak lain dari Starlink yang dikelola asing juga akan membuat negara tak berdaya, terlebih jika Tesla Pi memang benar dihadirkan yang di mana ponsel ini bisa diakses tanpa perlu menggunakan SIM Card. Arus data, privasi, higga konten yang ada pun tidak akan bisa dikontrol oleh pemerintah RI.
“Seluruh data, percakapan, dan trafik masyarakat Indonesia akan langsung dikelola oleh entitas asing tanpa keterlibatan operator atau infrastruktur dalam negeri,” sambungnya.
Bayangkan jika pemerintah tidak bisa memfilter batas-batas yang seharusnya dipantau, masyarakat akan dengan mudah mengakses layanan global tanpa batas yang jelas dan bisa saja mengakses konten ilegal, hoaks, hingga propaganda yang akan disebarkan secara luas dan menyebabkan stabilita sosial politik dalam negeri akan terganggu.
Peran strategis industri telekomunikasi yang selama ini telah dibangun pun akan terganggu karena entitas asing yang memegang kendali. Permasalahan inilah yang membuat pemerintrah tak bisa lagi pasif dalam menangani hal-hal semacam ini. Setiap ponsel yang akan masuk ke Indonesia wajib mengikuti syarat dan peraturan yang berlaku dan mendapat sertifikasi Kemenperin serta pengendalian Komdigi.
“Karena itu, regulasi keras wajib ditegakkan. Perizinan, perpajakan, keamanan, dan kolaborasi dengan operator nasional harus dipenuhi. Dengan begitu negara bisa melindungi masyarakat, menjaga kepentingan nasional, dan memastikan keberlanjutan industri telekomunikasi nasional,” tambahnya.