StatCounter, sebuah perusahaan analitik mencatat data GlobalStats per November 2025. Dalam laporan yang dipublikasikan, tercatat bahwa hampir 35% pengguna Android di seluruh dunia menjalankan sistem operasi Android 13 atau bahkan sistem operasi yang lebih lawas. Dari data ini, dapat diperkirakan bahwa miliaran HP Android masih memiliki risiko keamanan yang serius.
Mengapa demikian? Karena sistem Android lawas sudah tidak lagi mendapatkan dukungan update sistem dan patch keamanan. Oleh karenanya, jika ada celah keamanan yang tidak ditambal, akan mudah dimanfaatkan para penjahat siber untuk menyusup ke perangkat tersebut. Penjelasan lebih lanjutnya, bisa dilihat di bawah.

Data GlobalStats dari StatCounter
Dari data yang telah dilaporkan mengenai hampir 35% pengguna masih menjalankan sistemoperasi Android 13 dan lebih lawas, terdapat sekitar 14,99% yang menjalankan Android 13, 10,88% Androdi 12, serta Android 11 sekitar 8,98%. Apabila ditotal, persentase perangkat Android lawas yang masih aktif digunakan adalah sebanyak 34,85%.
Perlu diketahui, Android 13 pertama kali dirilis ada tahun 2022 silam. Lalu dua sistem Android lawas lainnya masing-masing lebih lama satu tahun, yaitu Android 12 yang diluncurkan pada 2021 dan Android 11 pda 2020. Dan di tahun 2025 ini, Google telah melakukan pembaruan sistem operasi terbaru yaitu Android 16. Namun Android 15 juga masih bisa digunakan.
Diketahui bahwa estimasi pengguna Android di seluruh dunia mencapai sekitar 3,9 miliar. Jadi, sekitar 1,35 miliar perangkat yang menggunakan Android lawas memiliki potensi untuk diretas karena sudah tidak mendapatkan patch keamanan lagi.
Angka tersebut masih bisa dikatakan wajar karena umumnya perangkat Android diberikan dukungan update sistem operasi selama 2 hingga 3 generasi saja. Namun karena inilah perangkat yang sudah tidak mendapat dukungan update OS menjadi rentan terhadap serangan siber.
Risiko Peretasan Pada Miliaran HP Android, Cek Milik Anda Segera!
Saat melakukan pembaruan sistem operasi, Google akan memberikan keamanan tambahan untuk menutup celah keamanan yang terdapat pada sistem sebelumnya. Tidak hanya satu, bahkan puluhan hingga ratusan celah dapat ditutup sekaligus dengan pembaruan yang diberikan.
Namun karena banyak perangkat Android yang tergolong laman sudah tidak lagi mendapatkan dukungan, maka mereka akan tetap menggunakan sistem operasi lawas. Hal ini membuat celah pada perangkat akan tetap ada dan tidak ditambal. Akibatnya, perangkat menjadi sasaran empuk para penjahat siber.
Karna adanya kondisi ini, maka timbullah risiko peretasan pada miliaran HP Android, cek milik Anda segera untuk memastikan apakah perangkat Anda masih memenuhi syarat update OS atau sudah tidak mendapat dukungan Google lagi. Dengan begitu, Anda bisa memutuskan bagaimana cara untuk mengamankan data sensitif Anda yang bisa saja diakses oleh oknum tak bertanggung jawab.








