Operator Ungkap Alasan Jaringan 5G Tertinggal di Indonesia — Asosiasi Penyelenggara Telekomunikai Seluruh Indonesia (ATSI) mengatakan bahwa frekuensi spektryum 5G yang saat ini digunakan oleh para operator seluler bukanlah spektrum 5G asli. Nezar Patria, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) pun telah menyebutkan bahwa adopsi jaringan 5G di Indonesia tertinggal dari negara-negara lainnya.
“Spektrum yang dipakai sekarang itu bukan real 5G, karena yang digunakan itu ada di frekuensi 1,8 GHz, 2,1 GHz, dan 2,3 GHz. Kalau ngomongin spektrum 5G itu bisa dirilis 2,6 GHz, 3,5 GHz, dan 700 MHz,” ucap Marwan O Baasir, Direktur Eksekutif ATSI , dikutip dari detikinet.

Operator Ungkap Alasan Jaringan 5G Tertinggal di Indonesia
Untuk mendapatkan jaringan dengan koneksi 5G yang optimal, dibutuhkan lebar pita 100 MHz. Namun para operator saat ini belum aa yang menggunakan pita sebesar itu. Frekuensi jaringan saat ini masih berbagi jaringan dengan teknologi lainnya, seperti jaringan 2G maupun 4G.
Sebelumnya, Komdigi telah melakukan konsultasi pubik yang membahas terkait penggunaan pita dengan frekuensi 700 MHz, 2,6 GHz, dan 26 GHz, namun sampai saat ini pun jadwalspektrum belum diketahui kapan tepatnya akan dilelang.
“Kalau kita melihat dari sejarahnya, operator menghadirkan 4G LTE itu tahun 2014 dan berkembang pesat hingga 2018 karena saat itu ada kebutuhan. Begitu spektrum 5G dirilis, insya Allah adopsi 5G lebih cepat, dengan catatan perangkat dan harga layanan terjangkau,” kata Marwan.
Marwan menceritakan ketika terjadinya peralihan dari jaringan 3G ke 4G silam, HP ditawarkan dengan harga yang lebih terjangkau. ATSI mengharapkan kondisi seperti ini juga akan terjadi saa perangkat mendapatkan jaringan 5G juga.
“Kalau saya melihat nggak ada alasan untuk tidak adopsi 5G. Kebutuhan pengalaman pengguna sangat tinggi karena masyarakat juga membutuhkan koneksi internet cepat, tapi kembali ke ekositem sudah terbentuk atau tidak, dari aplikasi, device, use case juga perlu kita pikirkan,” ungkapnya.
Karena sebelumnya Wamenkomdigi, Nezar Patria menyinggung trkait adopsi 5G ini, maka operator ungkap alasan jaringan 5G tertinggal di Indonesia karena memang belum ada pita lebar yang digunakan untuk mendukung jaringan tersebut.
“Pemerintah menargetkan setidaknya 30% wilayah Indonesia sudah terjangkau jaringan 5G pada tahun 2030. Ini tentu saja membutuhkan kolaborasi yang cukup kuat dari semua stakeholder di industri tersebut,” kata Nezar di kantor Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), Jakarta (27/10/2025).







