Karyawan Canva Diperkirakan Menjadi Orang Kaya Baru — Pada akhir Agustus 2025 lalu, perusahaan perangkat lunak desain, Canva mengumumkan tender offer penjualan saham karyawan dengan evaluasi mencapai US$42 miliar atau sekitar Rp686,2 triliun.
Langkah ini dilakukan di tengah lonjakan keuangan Canva berkat pendapatan tahunan sebesar US$3,3 miliar. Keuntungan tersebut didapatkan berkat 27 juta pengguna yang memanfaatkan layanan Canva.
Cliff Obrecht dan Melanie Perkins mengungkap bahwa dari penjualan saham karyawan yang mengalami kelebihan permintaan ini menjadi bukti bahwa investor telah memberikan kepercayaan yang besar terhadap kinerka Canva yang semakin berkembang secara pesat.
Obrecht mengatakan bahwa karyawan mapun mantan karyawan Canva berhak menjual ekuitas mereka hingga US$3 juta atau sekitar Rp49 miliar dengan harga US$1.646,14 per lembar saham.
Infomasi ini didapaatkan dari email kepada karyawan yang diakses Australian Financial Review. Hal inilah yang membuat karyawan Canva diperkirakan menjadi orang kaya baru yang juga memberikan kesempatan mereka untuk keluar.
Selain itu, penjualan ini juga akan membuat karyawan memperoleh cuan lebih awal. Di mana sebelumnya hal ini akan didapatkan sebelum IPO. Lalu pendanaan terbaru Canva dipimpin oleh Fidelity Management and Research Co., serta diikuti oleh investor baru seperti J.P. Morgan Asset Management, U.S. Equity Group, dan Growth Equity Partners.
Offer Saham Karyawan Canva Menjadi Langkah Tepat
Salah satu pendiri B.I.G. Capital, Marcus Bodet mengatakan jika langkah ini signifikan karena dapat memungkinkan karyawan melakukan pencairan saham dengan lebih cepat jika dibandingkan dengan aturan lockup tradisional.
Ia juga berpendapat bahwa ini akan menjadi daya tarik tambahan dalam upaya Canva mempertahankan talenta terbaik pada industri teknologi, terlebih jika melihat saat ini permintaan tenaga ahli AI yang semakin tinggi.
Para analis bahkan menilai bahwa langkah offer saham milik karyawan Canva ini merupakan sinyal kuat yang menunjukkan Canva sudah bersiap menuju IPO pada 2026 mendatang. Salah satu pendiri SEO Fund, Scott Chou menjelaskan jika tender offer saham karyawan merupakan langkah alternatif likuiditas di tengah sepinya aktivita sIPO dan merger,.
