Jepang saat ini dihadapkan dengan krisis populasi yang sangat serius. Angka kelahiran di Jepang semakin menurun seiring berjalannya waktu. Pakar demografi telah memperingatkan bahwa jika angka kelahiran bayi tidak ada peningkatan dan justru semakin menurun, maka Jepang akan dihadapkan dengan masa depan yang suram.
Hiroshi Yoshuda, profesor di Research Center for Aged Economy and Society, Tohoku University, memprediksi bahwa Jepang hanya akan memiliki satu anak yang berusia di bawah 14 tahun pada 5 Januari 2720. Diprediksi Jumlah Anak di Jepang Hanya 1 Orang ini tentu saja membuat resah. Apakah Jepang akan benar-benar punah jika penurunan angka kelahiran masih menjadi tren dan tidak bisa dihentikan?

Alat semacam jam yang diciptakan oleh Hiroshi Yoshuda dapat memperlihatkan data real time jumlah anak yang ada di Jepang setiap tahunnya. Alat ini tentu menggunakan data resmi yang dikeluarkan oleh Biro Statistik Jepang. Diperkirakan bahwa akan adanya penurunan jumlah anak secara drastis pada 695 tahun mendatang.
Tercatat bahwa angka kelahiran di Jepang mengalami penurunan terendah pada tahun 2023 lalu dengan angka 1,20, dimana pencatatan dimulai dari tahun 1899. Penurunan angka kelahiran ini dikaitkan dengan rendahnya angka pernikahan dan banyak dari penduduknya yang lebih memilih untuk melajang.
Pemerintah Jepang melakukan berbagai macam cara untuk mengatasi masalah penurunan angka kelahiran ini. Upaya yang dilakukan pemerintah antara lain yatu memperluas fasilitas penitipan anak, perumahan yang diberikan subsidi, juga meluncurkan aplikasi kencan (dating) untuk mendorong angka pernikahan dan kelahiran anak.
Peluncuran aplikasi tersebut sempat menarik perhatian Elon Musk. “Saya senang pemerintah Jepang menyadari pentingnya masalah ini. Jika tindakan radikal tidak diambil, Jepang (dan banyak negara lain) akan lenyap!” tulisnya pada sebuah postingan akun X miliknya.