BERITA TEKNOLOGI

Bulan Kedua Bumi Diduga Terkait dengan Rusia 1960

×

Bulan Kedua Bumi Diduga Terkait dengan Rusia 1960

Sebarkan artikel ini

Baru-baru ini, ditemukan bahwa terdapat Bulan kedua dari Bumi, yang termasuk ke dalam kuasi-bulan atau yang diberi nama 2025 PN7. Profesor Avi Loeb dari University of Harvard mengklaim sebuah hal baru terkait penemuan kembaran bulan ini. Ia mengatakan bahwa objek baru yang terlihat di angkasa tersebut atau yang dikenal sebagai Bulan kedua Bumi diduga terkait dengan Rusia 1960

Mengapa demikian? Diketahui bahwa 2025 PN7 ditemukan untuk pertama kali oleh Pan-STARRS 1 (panasonic Survey Telescope and Rapid Response System) di Hawaii. Mereka menemukan 1I/Oumuamua yang merupakan pengunjung antarbintang pertama Tata surya. Menurut penelitian, kelmpok ini diperkirakan sudah ada sejak tahun 1960 silam.

Karena tidak terikat dengan gravitasi Bumi, ia mengatakan bahwa kuasi-satelit berbeda dengan bulan mini dan menganggap bahwa objek tersebut hanyalah benda yang memang berada di sekitarnya saja. Di mana bulan mini tersebut memang mengelilingi Bumi, namun memiliki waktu yang terbatas. Artinya, Bulan tersebut tak akan permanen.

Nah, Bulan baru yang disebut Bulan Kedua ini (2025 PN7) ditemukan oleh Carlos dan Raúl de la Fuente Marcos pada 2 Agustus 2025 lalu. Setelahnya, bulan baru ini dianggap sebagai salah satu dari beberapa kuasi-Bulan yang telah ditemukan.

“Dugaannya lebih lanjut adalah bahwa kuasi-bulan tersebut sebenarnya adalah Zond 1, satelit gagal dari Uni Soviet ketika sedang bersaing dengan Amerika Serikat (AS) untuk tetap unggul dalam program luar angkasa,” tulis Loeb di blog miliknya.

Kenyataannya, 2025 PN7 ini merupakan kuasi-Bulan yang keberadaannya tidak permanen. Jika dilihat sejak 1960-an, di mana kemajuan program antariksa Soviet dan Amrika Serikat (AS), terkhusus dalam menjelajahi Bulan, Venus, dan Mars, maka akan menimbulkan pertanyaan mengenai asal muasal 2025 PN7 ini apakah berasal dari teknologi terestrial atau tidak.

Untuk meneliti lebih jauh mengenai asal asteroid 2025 PN7 ini, Loeb bekerja sama dnegan Adam Hibberd. Agar bisa menciptakan lintasan misi antarplanet dari 1960-an hingga saat ini, mereka menggunakan Optimum Interplanetary Trajectory Software (OITS) milik Hibberd. Lalu ditemukanlah beberapa hal yang dirangkum, sebagai berikut:

  • Rata-rata pergerakan 20 tahun dari jarak rata-rata PN7 dari Bumi pada 2025 menunjukkan bahwa ia menjadi kuasi-satelit sekitar 2 April 1964
  • Waktu ini bertepatan dengan peluncuran misi Zond 1 Uni Soviet ke Venus
  • Membandingkan bujur heliosentris 2025 PN7 dengan 26 misi Venus pada tanggal kedatangannya
  • Misi Zond 1 menunjukkan perbedaan terendah
  • Misi Venera 8 menunjukkan deviasi serupa namun sedikit lebih besar
  • Pergeseran asteroid dari wahana Zond 1 menunjukkan deviasi minimum ~8% dari satuan astronomi (au) sekitar Mei 1964
  • Meskipun perpindahannya sederhana, garis bujur heliosentris kedua objek tersebut mengikuti evolusi yang hampir identik selama seluruh penerbangan Zond 1.

“Misi Zond 1 gagal karena komplikasi teknologi. Kesimpulannya, ada kemungkinan bahwa 2025 PN7 adalah tahap atas Blok-L dari misi Zond 1 Rusia yang gagal ke Venus, meskipun hal ini perlu diverifikasi melalui analisis spektroskopi objek tersebut.” tulis Loeb juga dalam blog pribadinya itu.

Dari sini, bisa dilihat mengapa ahli mengatakan bahwa Bulan kedua Bumi diduga terkait dengan Rusia 1960 lalu.

Download Video Tiktok Tanpa Watermark Gratis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *