Seperti yang kita ketahui, Kecerdasan Buatan (AI) sekarang sangat populer. Perkembangannya yang sangat pesat membuat AI banyak dimanfaatkan manusia untuk membantu mereka bahkan dalam hal sederhana seperti mempercantik foto, mencari informasi, atau bahkan digunakan sebaga media tempat curhat.
Seiring berkembangnya zaman, teknologi AI ini juga ikut berkembang. AI dirancang dengan sistem yang canggih. Lalu, dengan kelebihan dan kecanggihan yang dimiliki, muncul pertanyaan seperti “ Benarkah AI bisa mendeteksi kebohongan? Lihat penjelasannya berikut ini.

Melansir pada AI Competence bahwa kecerdasan buatan AI ini mampu mengetahui apakah perkataan seseorang itu adalah kebenaran atau tidak. Namun tentu saja ada hal yang harus dipenuhi agar AI bisa mendeteksi kebohongan. Selain cara bicara, AI dapat mengamati dari beberapa aspek, yaitu:
Pola Bicara
Sistemyang digunakan pada AI sudah diatur untuk mengenali pola-pola kebohongan yang terselip diantara isyarat verbal. Studi menunjukkan bahwa pembohong lebih banyak berhenti sejenak, menggunakan lebih sedikit detail, pola bicara yang tidak konsisten, dan menjelaskan secara berlebihan. Data ini dimasukkan dalam sistem agar AI dapat mendeteksi ketika seseorang melakukan hal seperti ini maka itu adalah tanda bahwa ia sedang berbohong. Data yang dimasukkan mencakup aspek nada, keraguan, bahkan struktur kalimat yang digunakan.
Pengenalan Wajah dan Ekspresi Mikro
Ketiuka kita berbicara dengan seseorang, kita tidak akan sadar dengan cepat bagaimana gerakan wajah lawan bicara. Gerakan wajah ini akan mengungkap emosi yang mungkin kita lewatkan. Namun, AI dirancang untuk bisa menganalissi ekspresi mikro manusia dalam hitungan detik. Dengan ini, AI dapat mendeteksi rasa stress, takut, tidak nyaman, bahkan kebohongan dari seseorang.
AI yang dikembangkan seperti FaceReader dan Deepface sudah digunakan dalam menganalisis emosi pada wawancara kerja, keamanan, bahkan hingga interogai kriminal.
Biometrik Pelaku dan Isyarat Fisik
AI tidak hanya digunakan untuk mendengarkan dan melihat saja, AI bahkan memantau bahasa tubuh manusia. AI dapat mendeteksi kebohongan dari gerakan mata yang terlihat gelisah, perubahan postur ubuh, bahkan perubahan detak jantung. AI dirancang dengan sedemikian rupa untuk membantu manusia melacak reaksi fisik yang tidak bisa dilihat.
Tidak hanya itu, penelitian lanjutan yang dilakukan juga menggunakan AI berbasis teks untuk mendeteksi kebohongan. Hasil studi yang menemukan kebohongan dari teks menyentuh 80%. Dipublikasikan di Scientific Reports.