Modus penipuan dari aplikasi Whatsapp seolah tak berujung. Pesan singkat dari nomor asing berisi file aneh bisa menipu penggunanya untuk mengunduh, hingga memasang suatu aplikasi. Bahkani aplikasi tersebut dapat mencuri data pengguna tanpa sadar.
Beberapa penipuan melalui aplikasi WhatsApp menggunakan file APK yang mereka kirim secara acak ke nomor ponsel orang lain. Ini bertujuan agar penerima pesan mengklik dan mengunduh file kiriman, selanjutnya tanpa sadar memasang aplikasi virus di ponsel.
Terdapat modus penipuan yang terkenal dengan istilah phising. Modus ini mirip dengan kejahatan mengirim link lewat alamat email. Para pelaku berharap agar penerima email atau pesan whatsapp memberikan akses secara tak sadar ke ponselnya. Sehingga pada akhirnya data atau akun finansial bisa tercuri oleh mereka.
Awas! 3 Modus Penipuan Yang Paling Umum di WhatsApp
Kurir Paket
Berdasarkan sebuah laporan modus penipuan ini menggunakan aplikasi telegram dengan seseorang yang mengaku sebagai seorang kurir. Pelaku akan mengirimkan sebuah file melalui aplikasi WhatsApp dalam format aplikasi. Biasanya bertuliskan lihat foto paket.
Bagi para korban yang melakukan pengunduhan dengan mengkliknya bisa bisa akan kehilangan uang dalam rekeningnya. Termasuk segala data yang berhubungan dengan korban akan dicuri oleh pelaku.
Undangan VCS
Modus selanjutnya adalah melakukan video call sex (VCS) dari nomor asing. Pelaku berniat memeras para korbannya dengan rayuan manja.
Jika korban tidak menuruti keinginan pelaku, maka mereka akan terkena ancaman. Pintarnya, pelaku memanfaatkan ketidaktahuan pelaku terkait teknologi informasi. Pada dasarnya ini adalah pemerasan yang memanfaatkan ketidaktahuan atau keamanan seseorang tentang teknologi.
Jika anda ragu dan di peras, beritahu teman yang mengerti dan mintalah bantuannya untuk menghadapi ancaman-ancaman tersebut. Selain itu, jangan mudah termakan omongan pelaku.
Menggunakan kode QR
Selanjutnya modus penipuan menggunakan aplikasi WhatsApp adalah quishing. Pelaku mengkombinasikan kode QR dengan Pishing. Para pelaku biasanya akan memancing korban agar memberikan data pribadi mereka.
Ketika melakukan pemindaian, biasanya korban akan masuk ke situs tertentu. Selanjutnya situs tersebut bisa melacak daftar aplikasi hingga alamat lokasi korban.
Pelaku berupaya mengarahkan korban untuk masuk ke dalam situs tertentu yang dapat mengambil data pribadi korban. Pelaku seolah olah mempersulit korban dalam mengakses masuk ke situs tersebut. Padahal itu adalah bagian dari rencana busuk mereka.