Baterai merupakan komponen yang sangat penting untuk menjalankan sebuah perangkat, termasuk smartphone. Tanpa adanya baterai, smartphone tidak akan beroperasi. Bahkan saat kesehatan baterainya sudah menurun pun, kinerja smartphone juga akan ikut menurun. Oleh karena itu, baterai sangat dibutuhkan.
Apabila pengguna ingin menikmati pengalaman bermain ponsel, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah baterainya. Sudah banayk sekali hal yang menjadi pembahasan pengguna smartphone mengenai bagaiman tips yang dpaat dilakukan agar baterai HP awet dan bisa digunakan dalam waktu yang lama.

Dari pendapat mulut ke mulut, banyak pengguna yang percaya dengan apa yang didengarnya. Padahal terdapat beberapa fakta yang tidak diketahui tentang cara merawat HP dengan benar. Untuk itu artikel ini hadir agar pengguna tidak lagi menganggap sebuah mitos sebagai fakta.
6 Mitos dan Fakta Menjaga Baterai HP yang Wajib Diluruskan
Adapun beberapa mitos yang sering sekali terdengar mengenai cara yang tepat untuk merawat baterai adalahsebagai berikut, lengkap dengan faktanya.
1. Isi Daya Baterai Saat Sudah 0%
Sebenarnya, mitos ini memang pernah menjadi fakta yang patut dipercayai. Namun situasi ini tidak bisa dipertahankan jika mengingat perkembangan teknologi yang sudah sangat pesat.
Pada teknologi lama yaitu saat penggunaan nikel-kadmium, baterai memang harus dikosongkan terlebih dahulu sebelum diisi dayanya. Hal ini agar baterai tidak lupa kapasitasnya. Berbeda dengan sekarang yang sudah menggunakan lithium-ion yang akan lebih baik jika dilakukan pengisian daya sebelum 0%.
Apabila baterai lithium-ion dibiarkan hingga 0% sebelum diisi daya, maka bisa menurunkan tegangan sel dan kesehatannya, ini akan berpengaruh pada pengisian daya yang lebih lambat. Jadi, isilah daya ponsel Anda saat baterai masih tersisa sekitar 20% hingga 30% untuk mempertahankan kesehatan baterai.
2. Mengisi Daya Semalaman
Kita mungkin sering mendengar statment bahwa melakukan pengisian daya ponsel semalaman akan membuat baterai overcharge dan cepat rusak. Namun faktanya, smartphone saat ini sudah dilengkapi dengan sistem cerdas yang memungkinkan arus listrik terhenti secara otomatis ketika baterai sudah mencapai 100%.
3. Menggunakan HP Saat Sedang Diisi Dayanya
Banyak yang mengatakan bahwa menggunakan HP saat diisi dayanya akan berbahaya dan bisa berpotensi meledak. Padahal sebenarnya, hal tersebut tidak berbahaya sama skali, apalagi jika HP digunakan untuk membalas pesan atau scrolling ringan.
Tetapi perlu diketahui bahwa menggunakan HP saat dayanya sedang diisi akan menyebabkan proses pengisian daya lebih lambat. Mengapa demikian? karena aktivitas yang dilakukan tentu saja menguras daya, sehingga akan membuatnya lebih lama untuk terisi penuh.
Perlu diperhatikan juga, jika HP digunakan saat dicharging, maka suhu HP akan lebih cepat panas karena kombinasi kemampuan fastcharging dan aktivitas berat yang dilakukan.
Namun, beberapa ponsel level mid-range hingga flagship sudah dilengkapi dengan fitur Bypass Charging yang akan membantu arus listrik langsung menuju ke motherboard, sehingga mengamankan baterai dari suhu panas.
4. Menggunakan Charger Bawaan Saja
Mitos mengenai charger merek lain bisa merusak baterai ponsel sangat terkenal di kalangan pengguna digital ini. Padahal, pengguna bisa bebas menggunakan merek lain tanpa harus menggunakan charger bawaan. Namun tentu saja charger yang dignakan harus memiliki sertifikat resmi dan mendukung standar umum seperti USB Power Delivery.
Jika pengguna menggunakan charger yang tidak bersertifikat atau dengan kata lain charger palsu, maka ini tentunya akan beresiko merusak baterai HP, sehingga perlu berhati-hati saat memilih charger yang bukan bawaan dari ponsel itu sendiri.
5. Menutup Aplikasi Agar Hemat Baterai
Seperti yang kita ketahui bahwa aplikasi yang berjalan akan mengambil daya baterai. Sehingga, banyak orang percaya bahwa aplikasi yang berjalan di latar belakang juga mengonsumsi daya sehingga baterai cepat habis.
Faktanya, operasi yang digunakan saat ini sudah mengalami perkembangan yang pesat. Android maupun iOS sudah disetting agar bisa mengatur aplikasi yang berjalan di latar belakang. Aplikasi yang tidak digunakan akan diatur dalam mode siaga dan hampir tidak mengambil daya baterai.
Lebih daripada itu menutup recent aplikasi akan membuat pengguna kembali membuka aplikasi saat ingin mengaksesnya. Proses tersebut akan memakan waku loading lebih lama yang akan lebih banyak menghabiskan daya baterai.
6. Jaringan Bluetooth dan GPS yang Aktif Membuat Baterai Boros
Jaringan seperti bluetooth dan GPS yang aktf memang akan mengambil daya baterai. Namun, karena teknologi bluetooth dan GPS sudah ditingkatkan, maka daya yang diambil tidak terlalu banyak hingga menyebabkan baterai cepat habis. Bahkan keduanya akan mengambil daya baterai sekitar 3-4 persen saja sesuai dengan durasi saat layar aktif.
Keduanya akan mengambil daya baterai cukup banyak hanya jika digunakan untuk mengirim file atau navigasi saja. Selain itu, tidak akan menghabiskan daya meski dibiarkan aktif terus menerus. Oleh karena itu, Anda tidak perlu repot-repot untuk menonaktifkan dan mengaktifkannya ketik sangat dibutuhkan.