Legenda Lemuria: Benua Hilang yang Misterius — Lemuria merupakan benua yang dilaporkan telah tenggelam di bawah Samudra Hindia. Teori ini pun diadopsi oleh okultis dan dijadikan sebagai teori asal usul adanya peradaban manusia, dilansir dari Wikipedia. Konon, benua ini diklaim sebagai nenek moyang orang Jawa, bahkan Gunung Muria dikatakan sebagai pusat peradaban merka.
Apabila dilihat dari forum media sosial di Indonesia, warganet yang percaya akan adanya Atlantis dan Lemuria berdiskusi bahwa ini ada kaitannya dengan Jawa. Berbeda dengan forum yang ada di luar negeri, mereka membahasnya secara lebih luas. Benua yang hilang diduga tempat yang tersebar-sebar.

Para Ilmuan berpendapat bahwa daratan Lemuria tenggelam dalam mitos Samudra Hindia. Beberapa ilmuan di pertengahan abad ke-19 memang memiliki bukti yang minim, namun tetap melaporkan mengenai keberadaan benua yang hilang di Samudra Hindia yang kemudian dinamai sebagai Lemuria, dilansir dari Times of India.
Beberapa ilmuwan bahkan melaporkan tentang ras humanoid purba, bangsa Lemuria. Bangsa tersebut dilaporkan memiliki empat lengan dan tubuh hermafrodit yang besar. Bagi mereka yang percaya dengan laporan tersebut, mengatakan bahwa bangsa Lemuria ini merupakan nenek moyang manusia modern maupun lemur.
Meski teori ini bisa dibilang sangat tidak masuk akal, namun teori ini tetap mendapatkan popularitas dengan cepat di kalangan para ilmuwan maupun secara budaya. Meski populer, tetapi sains kontemporer lebih banyak membantah gagasan mengenai Lemuria ini.
Asal muasal teori Lemuria ini dimulai pada tahun 1864 saat Philip Lutley Sclater, pengacara dan ahli zoologi Inggris, mengajukan gagasannya dalam sebuah makalah yang bertajuk “Mamalia Madagaskar”. Sclater mengamati lemur di Madagaskar, hal ini membuatnya percaya bahwa memang ada daratan hilang yang disebut Lemuria ini. Lemuria menghubungkan India selatan, Afrika selatan, dan Australia barat. Saat ilmu evolusi masih dalam tahap awal dan konsep pergeseran benua belum diterima secara luas, teori Sclater ini mendapat daya tariknya.
Pada akhir abad ke-19, teori Lemuria menjadi lebih rumit dan unik. Ernst Haeckel, seorang ahli biologi Jerman, mengatakan bahwa Lemuria berperan penting terkait adanya migrasi manusia yang keluar dari Asia. Pendapatnya ini bisa bertahan hingga awal abad ke-20, dengan dukungan karya-karya seperti “The Secret Doctrine” karya Elena Blavatskaja, okultis Rusia.
Minat pada teori lama ini bangkit kembali saat seorang ahli geologi pada tahun 2013 menemukan bukti yang cukup kuat terkait hilangnya benua ini. Bukti ditemukan di tempat yang dipercaya sebagai tempat benua Lemuria berada.
Tak sampai di situ, bahkan para ahli geologi juga menemukan bukti benua hilang dan mengusulkan dengan naman Mauritia yang menghilang sekitar 84 juta tahun yang lalu. Ini sejalan dengan beberapa konsep Lemuria yang dikemukakan oleh Sclater. Adanya gagasan Mauritia ini tentunya karena ditemukannya fragmen granit dan zirkon di Samudra Hindia, selatan India.
Namun jika dilihat dari keberadaan lemur yang baru muncul sekitar 54 juta tahun yang lalu di Madagaskar, maka penemuan tersebut berbanding terbalik dengan teori Lemuria berevolusi menjadi lemur modern.
Meski gagasan benua Lemuria yang hilang karena sudah tenggelam tidak sejalan dengan teori-teori sebelumnya, namun dengan adanya temuan Meuritia ini menegaskan bahwa memang ada sesuatu yang hilang ditelan zaman di Samudra Hindia.