Setelah 11 tahun mengakuisisi WhatsApp, kini Meta menghadirkan iklan pada aplikasi WhatsApp. Hal ini merupakan salah satu cara WhatsApp untuk memberikan kemudahan para pengelola bisnis untuk mempromosikan produk atau layanannya, sehingga para pengguna WhatsApp bisa berinteraksi dengan akun promosi.
Fitur ini akan diletakkan pada tab update dan akan bergabung dengan WhatsApp status hingga channel atau saluran. Jadi, iklan tidak akan digabungkan dengan obrolan chat sehingga pengguna tidak perlu khawatir chat pribadi akan dapat dilihat oleh pihak lain kecuali sang pemilik chat sendiri.

Nikila Srinivasan Head of Product Business Messaging Meta mengatakan bahwa WhatsApp hanya akan menggunakan data wilayah pengguna sesuai domisili seperti negara, kota, hingga bahasa yang digunakan untuk menampilkan iklan yang sesuai.
Hadirnya fitur iklan ini tentu dikatakan sebagai langkah yang tidak dikehendaki. WhatsApp ingkar janji tak tampilkan iklan pada aplikasi . Pasalnya, sejak WhatsApp didirikan pada 2009 silam, pendidinya yaitu Jan Koum dan Brian Actom melarang adaya iklan dalam aplikasi ini. Bahkan setelah WhatsApp diakuisisi oleh Meta di tahun 2014 pun, para pendiri tetap konsisten dengan keputusan awalnya.
Namun tetap saja ada kecurigaan yang dirasakan ketika WhatsApp berhasil diakuisisi. Jika melihat naungan Meta (Facebook) pada saat itu yang mendapatkan penghasilan dari iklan, maka tak menutup kemungkinan WhatsApp juga akan digunakan sebagai layanan pengguna iklan.
Pada Januari tahun 2016 pun WhatsApp sudah terlihat menunjukkan pembaruannya. WhatsApp menghapus biaya berlangganan 1 dollar AS per tahun, yang memungkinkan layanan perpesanan ini dapat digunakan secara gratis.
Hal tersebut tentu menjadi pertanyaan besar kembali. Jika biaya langganan ini dihapuskan, WhatsApp akan kehilangan sumber penghasilan satu-satunya. Lantas, darimana WhatsApp akan mendapatkan komisi setelahnya? Inilah yang mmebuat curiga bahwa WhatsApp akan ingkar janji yang katanya tak akan memasukkan layanan iklan di aplikasi.
Lalu, pada 2018, Koum dan Acton memilih untuk meninggalkan WhatsApp lantaran adanya perselisihan dengan para petinggi perusahaan yang kekeuh ingin memasukkan iklan ke aplikasi WhatsApp
Hingga, di sebuah wawancara yang dilakukan pada 2022 lalu, CEO Meta, Mark Zuckerberg mengatakan bahwa hadirnya iklan ini akan menghasilkan perubahan signifikan WhatsApp yang akan menjadi sejarah perusahaan
Kini, WhatsApp benar-benar disebut ingkar janji karena sudah merilis fitur iklan pada aplikasinya. Namun, fitur iklan business ini baru hadir hanya di beberapa mitra tertentu saja, Indonesia masih belum menerima pembaruan.