Heboh! kini WhatsApp Group mendadak ramai dengan isi broadcast yang mengajak pengguna layanan WhatsApp untuk waspada terhadap chat audio mencurigakan. Dalam broadcast, terdapat informasi yang mengatakan bahwa hacker memiliki modus baru yang bisa menguras rekening seseorang hanya dengan menekan voice chat atau tombol ‘Gabung’ di dalam grup.
Peringatan untuk waspada ini tentu saja sudah sangat ramai, terlihat dari ‘forwarded many times’ pada broadcast yang menandakan bahwa pesan tersebut sudah dikirim berulang kali.

Lalu, apakah chat audio hacker WhatsApp disebut bisa kuras rekeningini merupakan fakta yang memang harus kita waspadai?
Pakar keamanan siber dan forensik digital dari Vaksincom, Alfons Tanujaya mengatakan bahwa informasi yang beredar tersebut tidaklah benar. Ia menyebutkan jika ‘voice chat’ ini hanyalah fitur WhatsApp saja.
Voice chat ini merupakan fitur resmi yang disediakan oleh WhatsApp agar dapat digunakan untuk memulai percakapan suara dengan orang lain di dalam ruang obrolan. Alfons juga mengatakan bahwa obrolan suara grup bukan jebakan dan dapat diikuti oleh banyak orang.
“Kalau grupnya kecil, enggak muncul. Tapi kalau lebih dari 33 orang, maka voice chat tersedia,” ujar Alfons menegaskan.
Alfons juga memberikan pengertian bahwa secara teknis hacker tidak akan bisa menguras rekening sesorang hanya dnegan menekan tombol ‘Gabung’ dalam voice chat WhatsApp.
Namun meski fitur voice chat ini dikatakan tidak berbahaya, kita tentu tetap harus waspada terhadap penipuan. Sekarang banyak sekali modus penipuan yang dapat dilakukan. Misalnya saja, ada grup WhatsApp yang salah satu anggotanya kena hack alu menyebarkan informasi palsu pada anggita grup lain seperti mengirimkan tautan, APK atau sejenisnya yang memang dapat menyadap perangkat bila kita membuka atau mengunduhnya.
Dari sini bisa kita lihat, hal yang perlu kita waspadai adalah penipuan dengan rekayasa sosial, bukan fitur voice chat WhatsApp.
Rekayasa sosial yang perlu diwaspadai
- Jika ada seseorang yang mengaku dari kantor pajak dan meminta pengguna WhatsApp membuka link tautan atau mengunduh APK, ini perlu diwaspadai karena ini merupakan modus penipuan yang kerap kali dilakukan dan banyak memakan korban yang mudah percaya.
- Penipu yang mengaku sebagai pihak kepolisian dan menakut-nakuti sehingga korban mengikuti arahan yang diberikan.
- Seseorang yang mengaku dari dukcapil dan meminta korban membayar materai untuk memperbarui data kependudukan sebenarnya memiliki tujuan untuk mencuri kredensial mobile banking dan OTP yang seharusnya tidak boleh diberikan kepada siapapun.