BERITA TEKNOLOGI

2050 Manusia Diramal akan Bisa ‘Hidup Abadi’

×

2050 Manusia Diramal akan Bisa ‘Hidup Abadi’

Sebarkan artikel ini

Di tahun 2050 manusia diramal akan bisa ‘Hidup Abadi’ atau berumur panjang. Para visione teknologi percaya bahwa manusia kini semakin dekat dengan kemungkinan adanya keabadian. Mereka memiliki sudut pandang peningkatan harapan hidup yang berbeda dengan para peneliti yang berupaya untuk memperlambat penuaan agar manusia bisa hidup hingga satu abad dengan kesehatan yang relatif baik.

Para visioner sains, teknologi dan medis seperti Ray Kurzweil, Ian Pearson, dan Aubrey de Grey memiliki pandangan bahwa manusia akan dapat memperpanjang harapan hidup alami hingga sepuluh kali lipat. Dengan kemajuan AI, komputasi awan,dan robotika, para visioner memprediksi bahwa 25 tahun dari sekarang, manusia akan mencapai sesuatu yang secara biologis tidak mungkin bisa dicapai, seperti yang dilansir dalam Popular Mechanics.

Ray Kurzweil mengantisipasi kedatangan singularitas yang digerakkan oleh AI pada 2029 mendatang, di mana pada saat itu kecerdasan buatan akan melampaui kecerdasan manusia. Lalu Kurzweil juga meramalkan akan ada penggabungan antara manusia dan mesin, melalui antarmuka otak-komputer dan kesadaran berbasis cloud, serta nanobot yang dimasukkan secara non-invasif ke dalam tubuh.

Teknologi memang sudah sangat populer karena banyak membantu kehidupan manusia. Namun poipularitasnya kini semakin naik di kalangan visioner teknologi. Salah satu pendiri browser internet Netscape di awal 1990-an, Miliarder Marc Andreessen mengatakan bahwa ia sangat percaya akan janji-janji inovasi teknologi di masa depan.

“Peradaban kita dibangun di atas teknologi. Teknologi adalah kejayaan ambisi dan pencapaian manusia, ujung tombak kemajuan, dan perwujudan potensi kita,” tulis Marc dalam blog miliknya ‘Techno-Optimist Manifesto’.

Dua profesor yang mempelajari dampak sosial dari teknologi digital dan inovasi berpendapat bahwa meski pengembangan solusi kreatif sangat mmebutuhkan optimisme teknologi, namun tetap tidaka akan bisa menyelesaikan semua masalah.

“Ada juga konsekuensi politik, lingkungan, dan ekonomi dari pandangan ini. Sebagai posisi ideologis, hal ini mengutamakan kepentingan orang-orang tertentu, seringkali mereka yang sudah memiliki kekuasaan dan sumber daya yang sangat besar, di atas kepentingan orang lain,” tertulis dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada April 2024 di The Conversation.

Ian Pearson, Ilmuwan dan futuris Inggris berpendapat bahwa hasil dari teknologi aspiratif yang meningkatkan harapan hidup hanay bisa dinikmati oleh individu terkaya. Dengan adanya kombinasi rekayasa genetika, robotika, dan kesadaran digital yang dimasukkan dalam ruang virtual atau tubuh buatan, Pearson memprediksi adanya kemungkinan untuk mencapai umur yang panjang di tahun 2050.

Apabila inovasi ini benar terjadi, maka tubuh yang menua secara alami bukanlah menjadi salah satu penghalang individu untuk melanjutkan hidup. Teknologi akan terus mengalir dan meningkat.

Tidak hanya itu, Pearson juga memperkirakan bahwa akan ada kemajuan yang pesat terkait dengan pengobatan penyakit kanker dan jantung, juga kemampuan membalikkan kerusakan sel di masa depan.

Kemajuan medis akan mampu menyembuhkan penuaan, pendapat ini disepakati oleh para ahli gerontologi biomedis dan futuris Aubrey de Grey. Artinya, di masa depan nanti penuaan merupakan hal yang sangat mudah untuk disembuhkan.

“Sulit untuk mengatakan bagaimana otak manusia akan merespons selama hidup yang begitu panjang. Namun, orang-orang tidak termotivasi hanya oleh pikiran tentang kematian. Anak muda sekarang, di usia remaja atau 20-an, tidak terdorong oleh kematian atau fakta bahwa mereka akan meninggal 50 tahun dari sekarang,” ucap para futuris.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *