Para tokoh dunia serukan penghentian pengembangan AI Super yang semakin hari semakin dianggap mengerikan. Mereka, para seniman, mantan pemimpin militer, pemenang Nobel, hingga tokoh kerajaan Inggris sampai menandatangani pernyataan terkait larangan yang diserukan tersebut.
Seruan ini tentunya datang akibat kekhawatiran mereka terhadap perubahan yang mengarah ke superintelijen, di mana kecerdasan buatan yang dikembangkan saat ini bisa menimbulkan bencana yang akan sangat mengancam umat manusia yang ada di dunia.

Banyak yang sudah sadar akan perkembangan teknolgi AI yang semakin memprihatinkan. Pernyataan tersebut bahkan sudah mendapat lebih dari 800 tanda tangan, termasuk oleh peraih Nobel, Geoffrey Hinton seorang peneliti AI, Mike Mullen Kepala Staff Gabungan, Pangeran Harry kerajaan Inggris dan istrinya, Will.i.am seorang rapper, Meghan Markle, hingga Trump Stve Bannon yang seorang mantan ajudan Gedung Putih.
Dalam pernyatraan tersebut ditambahkan daftar seruan di mana AI harus diperlambat perkembangannya ketika AI mengancam sebagian besar sektor ekonomi dan budaya dunia.
AI yang sudah banyak diteliti, dipercayai bahwa perkembangannya cukup pesat sehingga dapat melakukan berbagai aktivitas yang akan menggantikan manusia. Dari penelitian ini, peneliti dan para eksekutif mempercayai bahwa cepat atau lambat, kecerdasan buatan AI super akan menguasai dunia karena kemampuannya yan melebihi manusia.
Dikatakan oleh seorang fisikawan dari University of California yang juga seorang Direktur eksekutif, Anthony Aguirre bahwa perkembangan AI saat ini terjadi dengan lebih cepat daripada yang ipahami oleh publik tentang apa yang akan terjadi selanjutnya di masa depan.
“Pada tingkat tertentu, kita telah memilih jalur ini untuk kita oleh perusahaan dan pendiri AI dan sistem ekonomi yang mendorong mereka, tapi tidak ada yang benar-benar bertanya kepada hampir semua orang soal apakah ini yang kita inginkan?’” ucap Anthony.
“Cukup mengejutkan bagi saya bahwa ada lebih sedikit diskusi langsung tentang apakah kita menginginkan hal-hal ini? Apakah kita menginginkan sistem AI yang menggantikan manusia?’” katanya. “Ini agak diartikan sebagai: Ya, inilah arahnya, jadi kencangkan sabuk pengaman dan kita harus menghadapi konsekuensinya. Tapi saya rasa bukan seperti itu kenyataannya. Kita punya banyak pilihan tentang bagaimana kita mengembangkan teknologi, termasuk yang satu ini.” sambungnya.
Pastinya, pernyataan tersebut tidak hanya ditujukan pada satu organisasi tertentu saja, melainkan mencakup semua perusahaan AI juga politisi yangada di Amerika Serikat, China, dan wilayah lainnya.
Inilah alasan mengapa para tokoh dunia serukan penghentian pengembangan AI Super yang semakin pesat karena memang efeknya sangat merugkan di masa depan.