BERITA TEKNOLOGI

Pelarangan Aplikasi Temu di Indonesia Curi Perhatian Media Asing, Ini Kata Mereka

×

Pelarangan Aplikasi Temu di Indonesia Curi Perhatian Media Asing, Ini Kata Mereka

Sebarkan artikel ini

Pelarangan Aplikasi Temu di Indonesia Curi Perhatian Media Asing, Ini Kata Mereka. Pelarangan aplikasi Temu di Indonesia, bukan saja menyedot perhatian media lokal, media asing pun turut tersita perhatiannya akan hal tersebut. Adalah Guardian, media kenamaan asal Inggris yang ikut mengomentari perihal pemblokiran aplikasi Temu oleh pemerintah Indonesia.

Dalam pemberitaannya yang berjudul’China’s ‘mind-blowingly’ cheap shopping app Temu hits roadblocks in south-east Asia’, The Guardian menyebut jika aplikasi Temu merupakan aplikasi yang populer karena kerap memberikan diskon besar didalamnya. Lebih lanjut, Guardian mengungkap pemasaran Temu kini sedang bermasalah karena mengancam pengusaha lokal.

Download Video Tiktok Tanpa Watermark Gratis
Video Trik Rahasia Terbaru



“Indonesia memerintahkan Temu dihapus dari toko aplikasi bulan Oktober, langkah  ini sebagai upaya melindungi pedagang kecil di sana. Minggu lalu, Vietnam mengancam akan melarang Temu dan toko mode China lain, Shein, pada akhir bulan, dengan mengatakan bahwa mereka belum disetujui untuk berbisnis di negara itu,” tulis Guardian pada beritanya

Simon Torring, seorang pengamat dari Cube sendiri menilai banyaknya produk buatan China yang dijual melalui platform jual beli seperti Temu dapat merugikan pengusaha lokal didalam negeri, yang belum mampu mengimbangi kualitas produk seperti yang ditawarkan oleh produk buatan China.

Baca Juga :  8 Game Baru Rilis di Bulan Januari- Februari 2025

 ‘’Meledaknya produk buatan China yang menawarkan harga terjangkau dapat berakibat  merugikan perusahaan lokal, yang  tidak mampu mengimbangi kecepatan, kualitas, atau harga yang ditawarkan secara online. “Temu telah menjadi bahan bagi tiap regulator, yang di mana-mana kini merasa khawatir tentang apakah aturan impor lintas batas harus diubah,”  ungkap Simon Torring, pengamat dari Cube.

Salah satu hal yang mengkhawatirkan dari Temu ialah model bisnis e-Commerce yang mereka tawarkan, dimana mereka menawarkan pengambilan barang dari pabrik langsung ke konsumen hal ini tentu begitu mencemaskan karena berpeluang membuka keran impor besar masuk ke Indonesia.


Temu  belakangan ini diketahui begitu agresif  memperluas layanan mereka ke berbagai negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa. Di Asia Tenggara sendiri, Temu pertama kali masuk ke  Filipina dan Malaysia pada tahun 2023 lalu, kemudian disusul dengan Thailand, Brunei, dan Vietnam pada tahun 2024 ini.

Dari pengamatan Bain & Co, mudahnya Temu masuk dan diterima masyarakat di kawasan Asia Tenggara ialah karena adanya peningkatan konsumerisme dari kelas menengah didalamnya, sehingga menjadikan kawasan ini sebagai pangsa pasar yang  ideal untuk berkembang. Keuntungan Temu di Asia Tenggara pada 2024 ini sendiri diperkirakan telah mencapai USD 160 miliar

Meledaknya Temu dianggap merupakan momentum tepat untuk mengejar pertumbuhan ekonomi China yang dikabarkan tengah merosot “Di China, pertumbuhan begitu stagnan, bila dibandingkan tahun 2010-an silam,namun meski begitu, tetap terasa kompetitif, jadi para pelaku usaha mesti mencari jalan lain untuk tumbuh seperti pasar luar negeri,” tambah Bain& Co.

laju pertumbuhan ekonomi yang melambat di China, membuat pabrik-pabrik di China punya kapasitas berlebih terhadap barang yang akan dijual. Kapasitas barang yang berlebih ini, menarik perhatian para  para pemasok Temu, yang pada akhirnya menjual produk mereka dalam jumlah besar dengan harga yang lebih murah dari pesaing.

Di akhir tulisannya, Guardian mengganggap  pemerintah Indonesia merupakan yang paling tegas di Asia Tenggara terhadap aplikasi yang berkaitan dengan jual beli online yang berpotensi merugikan  pengusaha kecil dan UMKM lokal didalamnya.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *