Ponsel yang digunakan sehari-hari tentunya melakukan berbagai macam aktivitas dan mengakses berbaai data. Mengingat saat ini teknologi digital sudah semakin maju, berbagai macam hal bisa dilakukan dengan mudah, termasuk untuk melakukan kejahatan dan mengakses data-data yang ada di ponsel tersebut.
Kejahatan siber, sudah sangat marak terjadi di berbagai belahan dunia. Hal ini tentunya tak lepas dari kemajuan teknologi digital saat ini. Kemudahan yang diberikan, dimanfaatkan oleh orang-orang tak bertanggung jawab untuk melancarkan aksi kejahatannya dan merugikan banyak pengguna.

Hacker di Dukung Pemerintah
Baru-baru ini, pakar BlackBerry himbau pengguna Ponsel waspada diintai karena sekarang pun ada kelompok penjahat siber yang bahkan didukung oleh negaranya sendiri untuk melakukan kejahatan sibernya.
Christine Gadsby, Penasihat Keamanan BlackBerry beranggapan bahwa kelompok penjahat siber yang mengintai pengguna ponsel sebagian besar berasal dari China yaitu kelompok Salt Typhoon dan APT 41 yang juga didukung oleh pemerintah sendiri untuk melancarkan aksi kejahatannya ini. Target kejahatan siber tersebut menyasar pada pihak asing, terlebih pada negara Barat.
Sebagai informasi, BlackBerry sudah berhenti memproduksi unit ponselnya pada 2022 silam dan berfokus pada misi untuk melindungi percakapan paling pribadi di dunia melalui software dan layanan yang dimilikinya. Jadi, wajar jika saat ini pihaknya menghimbau tentang resiko keamana yang ada.
“Kita kan mulai dari situ (BlackBerry Messenger-red) dan itu yang kita lakukan sekarang. Melindungi informasi rahasia, pribadi yang mengalir dari satu handset ke handset lain atau dari satu percakapan ke percakapan lain,” jelas Gadsby.
Menyerang Meta Data Pengguna
Gadsby mengatakan bahwa kelompok Salt Typhoon belum memiliki tandingan yang sepadan. Bahkan kelompok hacker ini sudah berhasil membobol jaringan pada 80 negara. Pemerintah bahkan tidak mengetahui dengan pasti besar skala serangan siber terhadap perusahaan telekom yang dilakukan oleh hacker ini. Dan masalah ini tentunya akan sangat berdampak bagi para pengguna digital.
“Salt Typhoon membobol jaringan di 80 negara, termasuk Australia, dan lebih dari 600 organisasi. Mereka belum tertandingi untuk urusan membobol perusahaan telekom. Mereka bukan cuma membobol perusahaan telekom, mereka diam di sana,” ucapnya.
Bukan hanya menyerang negara, hacker Salt Typhoon bahkan menyerang meta data pengguna yang tentunya sangat berbahaya jika berhasil diakses. Mulai dari foto, video, hingga koordinat GPS bisa dilihat dengan mudah. Semua aktivitas pengguna juga bisa dipantau, proses login akun dan jam berapa pengguna login, hingga IP adress dan sebagainya.
Data yang didapatkan ini bisa dijual dan akan menguntungkan bagi hacker kaena meta data yang jumlahnya sangat banyak bisa diuangkan.
FBI saat ini sedang memburu 5 WN China yang dianggap terkait dengan APT 41. Pengincaran ini bermula karena adanya dugaan bahwa hacker APT 41 menyerang sistem rantai pasok pada aneka ratusan perusahaan di Amerika Serikat (AS).
Cara Agar Terhindar Dari Pengintaian Hacker
Pakar BlackBerry Himbau Pengguna Ponsel Waspada Diintai dan memberikan tips yang bisa dilakukan agar pengguna ponsel terhindar dari resiko pengintaian ini.
- Hapus aplikasi yang mencurigakan atau tidak digunakan sama sekali
- Periksa izin akses aplikasi untuk apa saja
- Nonaktifkan lokasi jika tidak diperlukan
- Berhati-hati saat akan melakukan share location pada teman atau siapapun melalui ponsel, lebih baik untuk membuat janji temu secara langsung tanpa melakukan share location
- Berperilaku bersih dan sehat saat menggunakan digital agar diri sendiri, keluarga dan orang sekitar juga mendapat keamanan digital