Kehidupan kita sudah tidak bisa dijauhkan dari teknologi digital, bahkan untuk belanja saja, kita sudah tak perlu repot-repot mengeluarkan banyak tenaga untuk mengunjungi toko. Teknologi yang semakin berkembang ini memungkinkan kita berbelanja hanya dengan memanfaatkan gadget dan koneksi internet saja. Untuk melakukan pembayaran pun sangat dipermudah dengan adanya dompet digital.
Namun tentu perkembangan teknologi ini juga memiliki bahaya yang dapat merugikan pengguna, terlebih bagi mereka yang memiliki dompet digital di perangkatnya. Sebenarnya jika kita bisa menggunakan teknologi digital dengan hati-hati, maka tidak akan ada bahaya yang mengintai. Tetapi, kita bisa saja tanpa disadari malah melakukan kesalahan yang dapat mengancam keamanan dompet digital maupun data pribadi yang lain.

Perkembangan yang sangat pesat ini banyak dimanfaatkan oleh oknum tak bertanggung jawab untuk melakukan modus kejahatan digital. Misal dengan teknik phishing yang menggunakan tautan palsu yang mirip dengan layanan resmi.
Saat Anda tidak tahu atau tanpa sengaja menekan tautan tersebut, maka kemungkinan besar data pribadi hingga data perbankan kalian dapat dicuri hingga dapat dibobol. Ini akan sangat merugikan. Oleh karena itu, Anda perlu berhati-hati dan lebih teliti lagi.
Untuk menghindari adanya kesalahan, Anda perlu mengenali ciri link penipuan yang biasa dilakukan para penjahat siber ini. Lihat informasinya di bawah ini.
Modus Penipuan! Ini 7 Ciri Link Palsu Mengatasnamakan Bank
1. URL Aneh dan Tidak Resmi
Penipuan online sering dilakukan dengan membagikan link aneh dan terlihat seperti layanan resmi. Penjahat siber biasanya akan menyematkan huruf di tengah atau di pinggir agar sekilas terlihat mirip dengan yang asli. misal www.mbannking.com, padahal yang asli misalnya www.mbanking.com dengan satu huruf ‘n’. Mereka juga biasa menggunakan domain aneh seperti .xyz atau .tk. Dalam hal ini, Anda perlu lebih teliti lagi sebelum.menekan linknya.
2. Meminta Data Pribadi dengan Mengatasnamakan Bank melalui link
Penjahat siber terkadang meminta data pribadi pengguna dengan menyamar sebagai layanan Bank. Perlu diketahui bahwa bank tidak akan meminta data pribadi pengguna seperti kode OTP atau Password, apalagi memintanya melalui link tautan aneh.
3. Tidak Menggunakan HTTPS
HTTPS merupakan protokol keamanan yang digunakan oleh situs resmi yang ditandai dengan simbol gembok pada tautan. Link palsu biasanya akan menggunakan HTTP tanpa huruf ‘S’ yang memungkinkan data pengguna bisa diretas.
4. Mengancam dengan Mengatasnamakan Bank
Menyamar sebagai layanan resmi sering dilakukan oleh penipu dan memaksa korban melakukan verifikasi data melalui email. Pelaku akan mendesak korban agar panik dan dengan tanpa pilihan lain korban menekan tautan yang dikirimkan.
5. Tata Bahasa Aneh dan Ejaan Banyak yang Salah
Tautan palsu sering ditulis dengan tata bahasa yang aneh, bahkan banyak juga yang menggunakan struktur kata yang janggal, hingga ejaan pada kata salah. Jika pihak bank resmi, maka tentu akan menggunakan bahasa yang lebih profesional dan terstruktur.
6. Tampilan Laman Tidak Profesional
Perhatikan detail tampilan laman, memang akan terlihat mirip dengan laman resmi yang asli, tetapi pasti ada hal yang janggal dan tidak rapi yang menandakan bahwa situs tersebut palsu.
7. Terdapat Simbol Aneh
Penjahat siber biasanya akan menyisipkan simbol atau karakter aneh dalam tautannya untuk mengecoh korban.
Tetap berhati-hati dan perhatikan kembali tautan yang Anda terima. Jangan terkecoh dengan embel-embel yang diberikan. Semoga informasi ini dapat membantu.