BERITA TEKNOLOGI

Meta Ciptakan Mesin Pembaca Pikiran, Bisa Terjemahkan Pikiran Jadi Teks

×

Meta Ciptakan Mesin Pembaca Pikiran, Bisa Terjemahkan Pikiran Jadi Teks

Sebarkan artikel ini

Meta Ciptakan Mesin Pembaca Pikiran, Bisa Terjemahkan Pikiran Jadi Teks, yang kemudian akan muncul di layar. Cara kerja dari mesin ini sendiri ialah dengan menganalisis aktivitas otak, lalu melakukan prediksi terhadap huruf yang akan diketik, tanpa bantuan implan atau alat khusus yang terdapat di kepala.

Meski terdengar menarik, sayangnya, untuk sekarang mesin ini belum bisa digunakan untuk sehari-hari, lantaran bobotnya yang sebesar lemari es, kira-kira setengah ton. Belum lagi harga jualnya yang fantastis, yakni sekitar 2 juta dolar atau setara dengan Rp 32 milyar.

Meta merancang mesin canggihnya tersebut dengan mengajak tim AI dan neurosains Meta. Mereka secara bersama-sama membuat sistem berbasis kecerdasan buatan (AI) bernama Brain2Qwerty. Brain2Qwery bekerja dengan cara membaca sinyal magnetik dari neuron di otak menggunakan magnetoencephalography (MEG).

 Pada proses pengembangannya, Meta dan Tim meminta seorang peserta penelitian untuk duduk sembari megetik di dalam pemindai MEG, yang berbentuk pengering rambut raksasa. Saat peserta tengah melakukannya aktivitas tersebut, maka mesin akan menangkap sinyal dari otak. Setelahnya, proses akan dilanjutkan dengan AI yang akan mempelajari pola tersebut untuk menghubungkannya dengan huruf-huruf yang diketik.

Baca Juga :  Performa AI, Desain Tipis Ringan, dan Tahan Lama: Lenovo Yoga Slim 7x Hadir di Indonesia!

Dari eksperimennya tersebut, Meta dan tim memperoleh hasil yang menunjukkan bahwa teknologi tersebut mampu mencapai akurasi hingga 80 persen dalam mengenali huruf yang akan diketik hanya dari pemantauan aktivitas otak. Dengan demikian, mesin ini mampu merekonstruksi kalimat yang diketik seseorang tanpa input fisik apa pun.

Terdapat beberapa kendala yang ditemukan saat pengembangan mesin pembaca pikiran ini, diantaranya ialah keterbatasan pada ruangan khusus yang terlindung dari medan magnet bumi serta sensitivitas perangkat terhadap pergerakan kepala.

Meta mengungkap bahwa mereka melakukan riset ini untuk mengetahui serta memahami cara otak dalam mengubah pemikiran menjadi tindakan motorik yang kompleks, dan bukan untuk menciptakan produk terbaru yang dapat dijual dalam waktu dekat.

Baca Juga :  WhatsApp Siap Rilis Fitur Obrolan AI, Ini Dia Fitur Canggih yang Bakal Bikin Kamu Betah!

 “Dengan mengambil 1.000 snapshot aktivitas otak setiap detik, kami dapat mengidentifikasi momen tepat ketika pikiran berubah menjadi kata, suku kata, hingga huruf individu,” ungkap Meta dalam blog resminya.

Adanya pengembangan mesin pembaca pikiran ini memberi secercah harapan salah satunya untuk dunia medis, yang membutuhkan alat untuk membantu para pasien dengan gangguan saraf atau cedera otak, Demikian seperti yang dihimpun dari Tech Radar, Minggu (16/2/2025).

Meta bukan perusahaan pertama yang melakukan riset terhadap mesin pembaca pikiran. Diketahui sebelum Meta, ada perusahaan Neuralink milik Elon Musk, yang telah melakukan pengembangan terhadap teknologi tukar pikiran yang bisa mengontrol komputer hanya dengan berpikir.

Berbeda dengan mesin ciptaan Meta yang bisa tanpa implan, mesin ciptaan Neuralink ini mengharuskan penggunanya untuk menjalani operasi elektif untuk memasang impan chip langsung ke otak.

Baca Juga :  AI Menerobos Batas : Google Translate Tambah 110 Bahasa untuk Memudahkan Komunikasi Global

Pada halaman resminya, Neuralink mengungkap jika implan yang digunakan untuk alat ciptaannya menggunakan 1.024 elektroda yang didistribusikan pada 64 benang yang lebih tipis dari saraf pasien. Neuralink menyebut berhasil menanam chip otak pada pasien pertama, Noland Arbaugh, pada Januari 2024.

Dengan Chip tersebut, Neuralink mengklaim berhasil membuat Arbaugh yang mengalami kelumpuhan untuk bisa melakukan beberapa aktivitas seperti bermain gim video, menjelajahi internet, memposting di media sosial, hingga menggerakkan kursor di laptopnya.

Pada Agustus 2024 lalu, Neuralink melakukan percobaan penyematan chip untuk pasien kedua. Percobaan kedua ini merupakan bagian dari uji klinis chip Neuralink yang telah mendapatkan persetujuan dari badan pengawas makanan dan obat-obatan Amerika, FDA, pada Mei 2023


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *