Jadi Pesaing Baru WhatsApp, Signal Diklaim Tidak Aman Karena Alasan Ini. Alasan tersebutlah yang mendorong Lembaga Keamanan Nasional AS (NSA)untuk memberikan peringatan bahaya atas penggunaan aplikasi Signal ini pada Februari 2025 lalu.
Dianggap tidak aman, karena Signal diduga digunakan oleh pejabat pemerintahan Donald Trump untuk mendiskusikan rencana perang. Hal tersebut terungkap dari bocornya chat pejabat pemerintah, yang tidak sengaja dilihat oleh jurnalis yang tergabung dalam sebuah grup chat di Signal.

Lebih jauh tentang ketidakamanan Signal, Menurut NSA, ialah adanya celah keamanan di Signal yang bisa membahayakan privasi pengguna. Karena alasan inilah, NSA akhirnya merilis buletin internal kepada para pegawainya pada bulan lalu.
NSA di AS sendiri adalah lembaga yang berada di bawah Departemen Pertahanan AS yang memiliki tugas untuk mengawasi sinyal intelijen dan keamanan siber. Lembaga ini mempunyai tanggung jawab untuk b mengumpulkan dan memroses informasi dan data penting terkait kepentingan keamanan nasional AS.
Mengenai buletin internal sebelumnya, pejabat senior intelijen di AS pada Februari lalu telah membagikannya ke para pegawainya dan memberinyanya judul ‘Kelemahan Aplikasi Signal’. Buletin tersebut dibagikan sebulan sebelum kebocoran chat pejabat pemerintah AS yang tak sengaja ditemukan oleh jurnalis The Atlantic.
“Kerentanan telah diidentifikasi dalam aplikasi Signal Messenger. Penggunaan Signal oleh target umum kegiatan pengawasan dan spionase telah menjadikan aplikasi tersebut sebagai target bernilai tinggi untuk mencegat informasi sensitif,” demikian pernyataan yang tertulis pada buletin internal tersebut, dikutip dari CBS News, Rabu (26/3/2025).
Buletin yang dibagikan sendiri berisi peringatan mengenai adanya kelompok hacker profesional Rusia yang menggunakan penipuan phishing agar dapat mengakses percakapan terenkripsi serta dapat melewati enkripsi end-to-end yang digunakan Signal.
Selain itu,buletin tersebut juga memuat informasi kepada karyawan NSA bahwa aplikasi pesan pihak ketiga seperti Signal dan Whatsapp diizinkan untuk memuat ‘’informasi yang tidak dirahasiakan” tetapi tidak boleh digunakan untuk mengomunikasikan informasi yang bersifat sensitif.
Menanggapai Informasi pada buletin yang tersebar, Signal mengklaim kelemahan sistem keamanan yang dialamatkan NSA pada aplikasi mereka, sama sekali tak berdasar. Menurut Signal, terjadinya phishing atau ancaman dari aplikasi bukan serta merta kelemahan pada sistem enkripsi mereka.
“Phishing bukan hal baru. Hal ini bukan kelemahan pada sistem enkripsi kami atau teknologi kami secara keseluruhan. Penyerangan Phishing adalah ancaman konstan untuk aplikasi dan situs populer,” ungkap perwakilan Signal.
Rencanya, pada pekan ini, Pemimpin Redaksi The Atlantic, Jeffrey Goldberg, akan mengungkap chat dari Menteri Pertahanan Pete Hegseth yang tak sengaja membocorkan rencana perang kepadanya melalui aplikasi Signal beberapa jam sebelum militer AS melancarkan serangan melawan Houthi di Yemen.
.