AIBERITA TEKNOLOGI

Bagikan Selfie di Media Sosial Berujung Trauma

×

Bagikan Selfie di Media Sosial Berujung Trauma

Sebarkan artikel ini

Bagikan Selfie di Media Sosial Berujung Trauma — Kemajuan kecerdasan buatan (AI) saat ini mmebuat para pengguna digital dipermudah dalam berbagai urusan. Namun tak jarang yang memanfaatkannya untuk melakukan kejahatan. Bahkan, foto seseorang saja bisa diubahnya menjadi gambar tak senonoh yang tentu saja akan membuat para korbannya merasa tak nyaman.

Seperti yang kita ketahui bahwa media sosial menjadi tempat seseorang untuk mengekspresikan dirinya. Banyak yang mengunggah foto dirinya sendiri baik dalam bentuk potrait ataupun selfie. Foto inilah yang banyak dimanfaatkan para oknum yang tak bertanggung jawab untuk membuat gambar aneh dengan bantuan kecerdasan buatan AI tadi.

Kejahatan ini tidak menargetkan kalangan tertentu saja. Selebritas maupun masyarakat biasa bisa menjadi korban. Banyak yang mengaku bahwa teman pria atau orang lain menggunakan foto yang mereka unggah di Facebook digunakan untuk membuat foto atau video seksual. Melalui situs AI “DeepSwap”, mereka bisa mengubah foto selfie tersebut dengan mudah.

Di area Twin Cities, terdapat sekitar 80 perempuan yang diketahui menjadi korban dari teman-teman mereka yang tanpa diketahui menciptakan deepfake. Tentu saja ini merupakan pukulan tersendiri bagi para korban. Bahkan banyak dari mereka juga mengalami trauma emosional dan para korban meminta pertolongan ke senator negara bagian.

Salah seorang korban bernama Jessica Guistolise di Minnesota mengaku bahwa ia mengalami kepanikan terus menerus dan sangat gelisah sejak terungkapnya masalah ini.

Profesor di George Washington University Law School, Mary Anne Franks yang juga merupakan seorang presiden Cyber Civil Rights initiative membagikan pengalaman korban lainnya dengan ‘revenge porn’ yang menampilkan pria membagikan potongan intim perempuan yang pernah berstatus sepasang kekasih dengannya. Franks mengatakan bahwa inilh yang membuat korban tak merasa memiliki tubuh mereka dan akan sulit membuktikan identitasnya sendiri.

Diketahui bahwa terdapat banyak aplikasi dan situs AI yang bisa dimanfaatkan untuk memudahkan para oknum membuat gambar pornografi secara diam-diam menggunakan foto teman atau orang-orang yang diunggah di media sosial, menurut laporan investigasi CNBC Internasional.

Layanan ini banyak diiklankan di internet maupun media sosial seperti Facebook. Tak sedkit pula aplikasi ini bisa diunduh melalui toko aplikasi resmi seperti Google Play Store yang artinya aplikasi tersebut sudah diakui.

Salah satu korban bernama Molly Kelley mahasiswi jurusan hukum asal Minnesota mengatakan bahwa tindakan ini tidak melanggar hukum dan fakta inilah masalahnya.

“Pelaku tidak melanggar hukum dan fakta ini yang menjadi masalah,” ucapnya.

Namun para korban tetap memperjuangkan aturan lokal di negara bagian mereka hingga aturn terkait masalah ini disahkan. Bahkan mereka meminta Senator Erin Maye Quade dari Demokrat untuk segera melakukan pemblokiran layanan-layanan yang memudahkan para oknum membuat konten pornografi ini.

Apabila hukum yang diperjuangkan disahkan, maka mereka yang menciptakan deepfake tak senonoh tentunya akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan yang berlaku.

Mengingat sudah banyak kasus yang terjadi dan menyebabkan taruma pada pengguna internet, sebaiknya Anda sebagai salah satu pengguna juga perlu berhati-hati saat ingin membagikan selfie di media sosial manapun karena bisa dimanfaatkan oleh para oknum tak bertanggung jawab ini.

Download Video Tiktok Tanpa Watermark Gratis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *